
Apakah Resign Kerja Untuk Bisnis Worth It?
Memulai bisnis sendiri kerap dianggap sebagai jalan menuju kebebasan finansial dan kebebasan waktu. Namun, untuk mewujudkannya, banyak orang harus dihadapkan pada keputusan besar: apakah harus resign dari pekerjaan tetap demi membangun bisnis sendiri? Keputusan ini tentu tidak bisa dianggap remeh, karena menyangkut penghidupan, kestabilan, dan masa depan.
Lalu, apakah resign kerja untuk bisnis itu benar-benar worth it? Artikel ini akan membahasnya secara mendalam dari berbagai sisi: risiko, peluang, kesiapan, dan kondisi yang ideal untuk mengambil langkah ini.
Mengapa Banyak Orang Ingin Resign untuk Bisnis?
Keinginan untuk keluar dari rutinitas kerja 9-to-5 semakin besar seiring berkembangnya tren kewirausahaan dan hadirnya banyak cerita sukses dari pengusaha muda. Alasan paling umum seseorang ingin resign demi membangun bisnis antara lain:
Ingin bebas secara finansial
Ingin mengatur waktu kerja sendiri
Merasa tidak berkembang di pekerjaan saat ini
Memiliki ide bisnis yang diyakini kuat
Merasa jenuh dengan dunia korporasi
Motivasi ini sah-sah saja. Namun, harus dipahami bahwa membangun bisnis tidak serta merta membuat semuanya lebih mudah.
Realita Dunia Bisnis
Menjadi entrepreneur memang terdengar menarik: jam kerja fleksibel, tidak punya atasan, dan penghasilan bisa sangat tinggi. Namun di balik itu, terdapat tantangan nyata yang tidak semua orang siap menghadapinya:
Tidak ada penghasilan tetap
Saat resign, kamu melepas gaji bulanan. Bisnis baru butuh waktu untuk menghasilkan pendapatan yang stabil.Beban mental meningkat
Kamu menjadi satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas segalanya—mulai dari pemasaran, operasional, hingga keuangan.Kegagalan adalah risiko nyata
Berdasarkan data, banyak bisnis yang gagal dalam 1–3 tahun pertama karena berbagai faktor seperti manajemen buruk, tidak adanya pasar, hingga kehabisan modal.Waktu kerja justru lebih panjang
Alih-alih kerja 8 jam per hari, banyak pengusaha pemula harus bekerja 10–14 jam, terutama di masa awal membangun.
Kapan Resign untuk Bisnis Adalah Keputusan yang Tepat?
Tidak semua orang harus langsung keluar dari pekerjaan untuk membangun bisnis. Ada waktu dan kondisi ideal agar keputusan ini tidak menjadi langkah nekat yang berujung pada penyesalan. Berikut indikator bahwa kamu sudah siap:
1. Bisnis Sudah Diuji Coba (Validated)
Sudah menjalankan bisnis sampingan (side hustle) dan terbukti menghasilkan meski belum maksimal. Ini tanda bahwa pasar menyambut produk/jasa yang kamu tawarkan.
2. Punya Dana Cadangan untuk Hidup Minimal 6–12 Bulan
Setelah resign, bisa jadi kamu belum menghasilkan apa pun selama beberapa bulan. Pastikan kamu memiliki dana darurat untuk memenuhi kebutuhan pribadi tanpa tergantung pada pendapatan bisnis.
3. Sudah Menyusun Business Plan
Punya perencanaan jelas—apa produkmu, siapa target pasar, bagaimana strategi penjualan, dan proyeksi keuangan. Ini menandakan kamu tidak hanya ‘ikut-ikutan’ bisnis.
4. Support System yang Siap
Apakah keluarga, pasangan, atau orang terdekat mendukung langkah ini? Dukungan moral sangat penting, terutama ketika bisnis mengalami tekanan.
5. Komitmen dan Mental yang Tangguh
Berbisnis akan menguji mentalmu. Jika kamu merasa siap bangkit saat jatuh dan tetap konsisten tanpa supervisi, berarti kamu sudah siap mengambil kendali atas hidup dan pekerjaanmu sendiri.
BACA JUGA: Alasan Strategi Pemasaran Lokal Masih Relevan di Era Globalisasi
Strategi Alternatif: Bangun Bisnis Tanpa Resign
Jika kamu belum sepenuhnya yakin, ada jalan tengah yang banyak dilakukan oleh entrepreneur sukses: mulai bisnis sambil tetap bekerja. Ini adalah strategi mitigasi risiko terbaik karena kamu masih memiliki pemasukan sambil menguji kelayakan bisnismu.
Keuntungannya:
Tidak terbebani tekanan finansial saat awal bisnis
Punya ruang untuk mencoba dan belajar tanpa tekanan tinggi
Bisa lebih rasional mengambil keputusan, bukan berdasarkan emosi
Kekurangannya:
Waktu sangat terbatas, terutama jika pekerjaan utama cukup menuntut
Sulit fokus jika tidak punya manajemen waktu yang baik
Namun strategi ini tetap bisa berhasil jika kamu mampu mengatur waktu dan energi secara efisien.
Studi Kasus Nyata
Beberapa entrepreneur sukses bahkan tidak langsung resign saat memulai bisnis. Contohnya:
Kevin Systrom (Co-founder Instagram) memulai aplikasi Burbn (cikal bakal Instagram) saat masih bekerja di perusahaan lain.
Sophia Amoruso (Pendiri Nasty Gal) membangun bisnis dari eBay sambil tetap menjalani pekerjaan lainnya.
Kisah mereka menunjukkan bahwa resign bukan satu-satunya cara untuk menjadi pengusaha. Yang terpenting adalah komitmen dan konsistensi dalam membangun.
Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Resign
Jika kamu sudah mantap resign kerja untuk bisnis secara fokus, maka pastikan kamu mesti:
Punya tabungan setidaknya untuk 6–12 bulan ke depan
Punya roadmap bisnis yang jelas
Sudah melakukan uji pasar
Punya jaringan relasi atau mentor
Menyiapkan plan B (jika ternyata bisnis gagal, bagaimana kamu akan bangkit kembali?)
Worth It atau Tidak?
Keputusan resign demi bisnis hanya bisa dinilai dari kesiapan dan kondisi masing-masing individu. Bagi sebagian orang, ini bisa jadi keputusan terbaik yang mengubah hidup. Namun bagi yang kurang persiapan, bisa menjadi pengalaman pahit yang sulit dibalikkan.
Worth it atau tidak? Jawabannya tergantung pada:
Seberapa kuat kamu memahami risiko dan siap menghadapinya
Seberapa jelas visi dan strategi bisnismu
Seberapa besar kemauanmu untuk terus belajar dan beradaptasi
Jika kamu sudah mempersiapkan diri dengan baik, memiliki passion yang kuat, dan punya strategi jelas, maka resign untuk bisnis bisa menjadi langkah paling rewarding dalam hidupmu.
Kesimpulan
Resign dari pekerjaan tetap demi membangun bisnis adalah keputusan besar yang melibatkan pertimbangan logis, emosional, dan finansial. Langkah ini tidak hanya sekadar pindah dari satu aktivitas ke aktivitas lain, tetapi merupakan pergeseran total dalam gaya hidup, tanggung jawab, dan pola pikir.
Di satu sisi, berwirausaha memberi peluang besar untuk meraih kebebasan finansial, fleksibilitas waktu, dan kepuasan pribadi karena mampu membangun sesuatu dari ide sendiri. Namun di sisi lain, risiko kehilangan pendapatan tetap, tekanan kerja yang tinggi, dan potensi kegagalan juga tidak bisa diabaikan.
Maka, resign kerja untuk bisnis layak dilakukan hanya jika didasari oleh persiapan yang matang, antara lain:
Validasi ide dan pasar dari bisnis yang akan dijalankan
Kesiapan mental untuk menghadapi risiko dan ketidakpastian
Cadangan keuangan untuk menutup kebutuhan pribadi minimal 6–12 bulan ke depan
Perencanaan bisnis yang konkret dan strategi bertumbuh yang realistis
Dukungan moral dan lingkungan yang sehat untuk menghadapi tekanan awal
Bagi yang belum siap sepenuhnya, strategi alternatif seperti menjalankan bisnis sebagai side hustle sembari tetap bekerja adalah pilihan cerdas untuk menguji pasar sekaligus menjaga kestabilan finansial. Resign bukanlah jawaban instan untuk kebahagiaan atau kesuksesan, tapi bisa menjadi langkah transformasi hidup jika dilakukan dengan kesadaran, perhitungan, dan komitmen tinggi.
Pada akhirnya, keputusan ini sangat personal. Apakah worth it? Jawabannya akan tergantung pada kesiapan Anda, bukan sekadar keinginan Anda.