Pembelajaran Daring dan Luring, Mana yang Lebih Baik Dipilih?

Pembelajaran Daring dan Luring, Mana yang Lebih Baik Dipilih?

Pembelajaran tatap muka yang biasanya dilaksanakan oleh peserta didik terpaksa harus tertunda lantaran terjadinya pandemi virus corona yang sudah terjadi hampir dua tahun. Kondisi tersebut menciptakan sebuah pro kontra terkait pembelajaran daring dan luring. Lantas, sebenarnya mana yang lebih unggul dan sebaiknya dipilih ? Yuk simak ulasan berikut.

Arti Daring dan Luring

Tidak hanya dalam konteks pembelajaran saja, saat ini istilah daring dan luring sangat sering digunakan oleh masyarakat. Tentunya anda perlu memahami arti istilah tersebut terlebih dahulu, untuk memahami mana yang lebih baik antara pembelajaran daring atau pembelajaran luring.

Secara harfiah, daring adalah akronim dari dalam jaringan atau itu berarti terhubung melalui jaringan komputer maupun internet dan lain sebagainya. Lebih akrab, daring berarti online. Sementara itu luring menunjukkan keadaan terputus dari jaringan (luar jaringan), atau lebih akrab disebut offline.

Di dalam konteks pendidikan, pembelajaran daring dan luring banyak digunakan. Belajar secara daring berarti menggunakan metode interaktif berbasis internet dan LMS (Learning Manajemen System). Contohnya seperti penggunaan Google Meet, Zoom, dan sejenisnya selama pembelajaran.

Sedangkan belajar secara luring yaitu model pembelajaran konvensional seperti yang telah diterapkan selama ini. Dimana sistem pembelajaran luring memerlukan tatap muka dengan kehadiran fisik antara peserta didik dan tenaga pengajar. Seperti kegiatan KBM di dalam kelas yang biasa dilakukan di sekolah.

Pembelajaran Daring VS Tatap Muka

Memahami lebih jauh arti daring dan luring, anda pasti sudah tahu bagaimana pandemi sempat membuat pembelajaran daring secara penuh terpaksa dilakukan. Meski awalnya ditentang oleh sejumlah orang tua, namun pada akhirnya masyarakat mau tidak mau harus menerimanya demi keselamatan bersama.

Namun seiring berjalannya waktu, pembelajaran daring yang dilakukan hampir dua tahun dinilai berisiko membuat siswa mengalami learning loss. Karena siswa cenderung tidak fokus dan kontrol dari guru pun lebih minim selama pembelajaran daring. Meski belajar secara daring juga mempunyai sisi positif tersendiri, misalnya lebih fleksibel dan lebih aman di masa pandemi.

Pembelajaran Blended Learning Menjadi Solusi

Pembelajaran daring dan luring mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing masing. Karena seperti yang telah disebutkan, seiring berjalannya penerapan sistem daring, masyarakat menyadari bahwa siswa berisiko mengalami learning loss. Namun di satu sisi pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran menjadi lebih optimal, sehingga penerus bangsa tidak menjadi gagap teknologi.

Akan tetapi, kurangnya interaksi sosial dikhawatirkan membuat peserta didik tidak mampu mengembangkan kemampuan interpersonal yang mumpuni. Sehingga pembelajaran blended learning yang menggabungkan antara keduanya bisa menjadi solusi. Alhasil kekurangan dari masing masing model pembelajaran dapat diisi dengan metode lainnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa baik pembelajaran secara daring maupun luring mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing masing, tidak bisa seratus persen dipastikan mana yang lebih unggul salah satunya. Oleh karena itu metode blended learning yang menggabungkan keduanya bisa menjadi solusi. Dimana anda bisa menemukan sistem seperti ini di sekolah unggulan Sekolah Murid Merdeka.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.